Jakarta, 5 Agustus 2018
11.18
Jangan tertawa dan berlaku seperti tak ada apa-apa.
Jangan bercanda lagi, ingin rasanya segera kutinggal pergi.
Kau bercerita, tentang wanita yang kau suka sejak lama.
Kau bahagia ia pun merasa hal yang sama, dan kalian berencana.
Lantas apa ? Kau ingin aku pun berkata 'aku bahagia mendengarnya'.
Lantas bagaimana ? Aku harus pura pura tertawa dan senang mendengarnya.
Ah maaf, aku tidak bisa berpura-pura seperti itu lagi.
Bagaimana bisa kau bercerita bahwa kau mencinta, di depan aku yang pernah menjadi rencanamu?
Tak punya hati atau sudah tak perduli.
Pergi saja kau, ceritalah ke kawanmu yang lain.
Seperti tak ada manusia di bumi saja, slalu padaku kau bercerita.
Aku masih menyukaimu dan kau tak perduli.
Ah aku berharap kau juga terluka oleh wanita itu.
Ia meminta akhir tiba-tiba dengan alasan gila yang bahkan tak masuk logika namun mudah diartikan, ia jengah denganmu.
Sepertimu yang berlaku dulu dan kau ingin kita bersahabat saja.
Bersahabat dengan rasa yang masih ada sejak puluhan purnama dan kau benar-benar sudah gila, Tuan.
Semakin lama kau bercerita, semakin aku benar-benar mengkhusyukkan doaku agar kau juga terluka. Aku sedang teraniaya olehmu dan semoga Tuhan mendengarnya.
11.18
Jangan tertawa dan berlaku seperti tak ada apa-apa.
Jangan bercanda lagi, ingin rasanya segera kutinggal pergi.
Kau bercerita, tentang wanita yang kau suka sejak lama.
Kau bahagia ia pun merasa hal yang sama, dan kalian berencana.
Lantas apa ? Kau ingin aku pun berkata 'aku bahagia mendengarnya'.
Lantas bagaimana ? Aku harus pura pura tertawa dan senang mendengarnya.
Ah maaf, aku tidak bisa berpura-pura seperti itu lagi.
Bagaimana bisa kau bercerita bahwa kau mencinta, di depan aku yang pernah menjadi rencanamu?
Tak punya hati atau sudah tak perduli.
Pergi saja kau, ceritalah ke kawanmu yang lain.
Seperti tak ada manusia di bumi saja, slalu padaku kau bercerita.
Aku masih menyukaimu dan kau tak perduli.
Ah aku berharap kau juga terluka oleh wanita itu.
Ia meminta akhir tiba-tiba dengan alasan gila yang bahkan tak masuk logika namun mudah diartikan, ia jengah denganmu.
Sepertimu yang berlaku dulu dan kau ingin kita bersahabat saja.
Bersahabat dengan rasa yang masih ada sejak puluhan purnama dan kau benar-benar sudah gila, Tuan.
Semakin lama kau bercerita, semakin aku benar-benar mengkhusyukkan doaku agar kau juga terluka. Aku sedang teraniaya olehmu dan semoga Tuhan mendengarnya.