Sabtu, 27 Desember 2014

Dia bilang kita sahabat -2

IAku pernah berjanji, untuk melanjutkan cerita yang tertunda. Aku tidak suka bicara, tentang masa yang sudah terlalu lama. Dan kini aku akan bercerita, dengarkan dan dengarkan.
----------------------------------------------
Part 2

Mungkin Tuhan sudah mulai kasihan, melihat hidupku yang slalu terabaikan. Ditelantarkan oleh teman teman, kesendirian sudah menjadi bayangan. Ada masa di hidupku, tidak akan kusebutkan kapan itu. Masa itu, aku menikmati waktu. Menikmati setiap detik bersamanya. Sahabat. Mungkin bisa disebut ketika itu. Perasaan hangat menjalar, ketika ku tertawa bersamanya. Berdua sudah lebih dari cukup, untukku menikmati hidup. Semua baik baik saja, dia sangat baik. Tidak ada yang bisa kugambarkan kebersamaan kami, tertawa berdua, makan berdua, jalan berdua, tidur berdua, dan kegiatan berdua lainnya. Sangat menyenangkan bukan? Ya, saat itu sangat menyenangkan. 
Tapi, mungkin Tuhan tidak menyukaiku bahagia, itu fikirku dulu. Ketika ia merebut kembali kebahagiaanku satu satunya. Ia membiarkan sahabatku lepas, dan mengganti kembali dengan kesendirian. Mengalihkan  pandangan saat ia tertawa. Menghindarkan dan menghindarkan segala yang berhubungan dengannya. Karena bahagia, membuat ia menjadi lupa. Bahwa tawa pernah milik kita. 

-bersambung-

Endang Rachmawati
Jakarta, 27 Desember 2014

Jatuh cinta semudah ini

 Aku tidak pernah berfikir, merasakan perasaan sejauh ini. Merasakan rindu yang sedalam ini. Kepada kau..
Semua menggelitik seperti mimpi, aku bertemu denganmu dan kita bersama.
Kau menyentuhnya, hati yang terlalu lama sendiri. Kau menyentuhnya, membuatku lupa bahwa aku pernah terluka. Melepas tawa, saat kutau kau kan memberiku bahagia. 
Kau... Membuatku jatuh pada hatimu, membuatku jatuh pada cintamu. 
Kau... Menggoreskan warna dengan cinta yang satu rupa. Menumpahkan cinta, seakan masih banyak yang kau punya. 
Jatuh cinta semudah ini.. 

Endang Rachmawati
Jakarta, 25 Desember 2014

Jumat, 26 Desember 2014

Pilihan

"Aku harus berusaha tapi mulai darimana" -kunto aji, terlalu lama sendiri-

Lirik yang sangat sesuai untuk tema tulisan kali ini. Nulis pas mati lampu jam sudah menunjukan pukul 00.32 memang sangat mendukung sensasinya :") ~ pernah ngerasain punya banyak impian banyak target tapi engga tau harus mulai darimana? Bahkan seperti raja yang hanya menguasai alam mimpi. Obsesi. Ambisius. Dua kata yang menggambarkan semuanya. Orang yang terlalu ambisius mungkin, tapi terlalu gampang goyah bila kena godaan. Orang yang terlalu ingin berkembang seperti orang lain, tapi terlalu banyak pertimbangan.
"Tidak ada alasan lagi untuk malas, bahkan kalian telah memiliki orang tua." Kata kata dosen yang tiba tiba terlintas saat menjelang tidur. Pernah kah merasakan ingin berjuang tapi hanya menjalankan, tanpa tau apa yang sedang dijalankan. "Apakah benar ini jalan saya?" "Apakah saya akan sukses?" Pertanyaan itu yang selalu menganggu pemikiran. Hanya ingin membuat orang tua bahagia tanpa tau apakah saya bahagia dengan jalan saya? Bahkan untuk orang yang terlalu takut pada resiko tidak sukses harus bertahan pada jalan yang tidak tau arahnya. Apakah Anda akan memilih impian masa kecil atau sukses dengan pilihan sekarang? Entahlah~

Endang Rachmawati
Jakarta, 23 Desembet 2014

Senin, 01 Desember 2014

Sebelum benar benar aku melepasmu


Sebelum benar benar aku melepas dan mengganti kamu
Untukmu, laki laki yang pernah membirukan duniaku..

Aku pernah menyayangimu dengan terlalu
Hingga rindu kujamah setiap waktu

Bisakah kita berjalan mundur sebentar dan ungkapkan banyak hal?
Meski aku tidak benar tau apa yang kau rasakan dan inginkan
Untuk masa setahun silam, banyak hal yang ingin kubicarakan tapi kau tetap diam
Entah aku yang tidak memberimu kesempatan atau kau memang suka menjadi pendengar tanpa mau didengar?

Untuk masa setahun silam, maaf, bukan aku yang tidak berperasaan padamu yang memohon untuk aku diam.
Bukan aku tidak sayang, tapi aku hanya terlambat untuk benar benar rasakan.
Aku terlalu gugup untuk berhadapan, seakan tidak ada sayang saat aku tak dapat tunjukan.
Pernahkah kau menyesal melepaskan? Atau aku saja yang berlebihan menanggapi perasaan.

Bisakah sekarang kita membicarakan posisi sekarang?
Saat aku dan kamu telah berbeda haluan?
Kau dengan wanitamu, yang katanya sedang kau usahakan
Dan aku dengan laki lakiku, yang sedang kujalankan

Cukup sampai disini aku pertahankan, kamu yang selalu mengabaikan.
Cukup sampai disini aku mengatakan, rindu yang tak pernah kau hiraukan.
Aku akan berpindah, tidak lagi kamu.
Tidak lagi tentang kamu. 

Endang Rachmawati
Jakarta, 1 Desember 2014








Hidup di Jakarta Akhir akhir ini

Jakarta, 10 Juli 2025 17.22 Hidup di Jakarta akhir-akhir ini kenapa menjadi seperti ini. Udara yang semakin memburuk membuat saya malah terk...