Minggu, 27 Desember 2015

Kecoa

Jakarta, 15 Desember 2015
22.12

Kecoa, bagaimana kabarmu? Apa kau baik baik saja setelah kehadiranmu tidak diharapkan di dapur. Ketika ibu menakut nakuti kamu dengan sapu, yeah kamu duluan sebenarnya yang menakut nakuti ibu. Sebenarnya aku tak mengapa, kau hinggap dimana saja asal jangan mati terkapar di depanku saat mencuci piring itu....menjijikkan. (-_-)~

Kecoa, kamu merasa bagaimana jika lebih dari separuh  penduduk bumi takut dan tidak mengharapkan hadirmu. Sebagiannya lagi menerima selama itu tidak mengganggu. Contohnya aku. 

Sudah biasa bukan berarti rasa sedih dan kecewanya sudah menjadi terbiasa bukan? Tidak diharapkan. Mengapa kau dilahirkan, bila burung memakanmu, bukankah masih ada jenis lainnya. Bahkan kau hanya alternatif disaat tidak ada pilihan.


Seputar kamu

Jakarta, 26 Desember 2015
 00.25

Membicarakanmu itu seru. Membuat ingatku berjalan, mundur beberapa langkah. 

Mendengar mereka membicarakanmu, menertawakan tingkah konyol ku yang lalu. Membuatku tersenyum, aku pernah sebodoh itu. 

Kini mereka bercerita, menyukai seseorang yang bahkan jalan fikirannya yang tak bisa mereka terka. Melibatkan perasaan dalam hubungan yang seharusnya telah menjadi teman, tidak mudah. Mereka telah berada di persimpangan, tetap berjalan mengejar atau melangkah bersama bergandeng tangan dengan seseorang di belakang. Aku pernah..merasa hal serupa. Jadi kuberikan saja mereka pilihan kemungkinan yang akan terjadi. Seperti seorang ahli..

Membicara dan mendengarkan semua tentangmu, membuatku tau..

Aku pernah sebodoh itu, berjuang dan mencintai kamu dengan terlalu. 


Sabtu, 19 Desember 2015

New

Jakarta, 18 Desember 2015
23.18

       Aku bersyukur, telah hidup hingga sekarang. Aku berterima kasih, pada takdir yang tlah membawaku ke bumi. Melihat langit dan hujan yang aku suka, merasakan secangkir kopi, ice cream, dan nasi goreng Ibu serta tempe goreng Bapak. Mendengar lantunan rangkaian nada Piano dan suara Tulus. Merasakan tuts orgen yang kusuka dan belum lanjut kuselesaikan. Mengenal banyak rasa, senang, sedih, marah, terharu, menyesal, bangga, dan lainnya. 
 
Kau tau....aku bahagia telah terlahir di dunia. Di bumi. Di Indonesia. Di tengah keluarga Agus Sutopo.

Perjalanan hidupku tidak pernah mudah, jika kau bercerita karena kau dikucilkan teman teman, sebelum kau hendak bercerita aku sudah pernah alami. Atau kau kesal karena keluar masuk ruang BK karena kau bermasalah, akupun pernah mengalaminya. Atau kau merasa tertolak dunia, karena tak ada yang bisa kau tawarkan atas kelebihan dirimu, akupun sudah pernah merasakannya. Atau hal lainnya, saat kau kalah dalam lomba dimana semua berharap Padamu, aku tau bagaimana rasa tertekan dan malunya saat kau kalah. Atau kau ingin bertanya mungkinkah aku tidak pernah tertolak pria, secara kau lihat semua serba sempurna. Aku pernah merasakan,  rasanya saat lelaki yang kau suka sejak lama lebih memilih teman sebangkumu, atau diduakan saat pertama kali aku memutuskan menjalin hubungan. Atau saat kau berusaha dekat dengan seniormu, setelah perlakukan dinginnya padamu. Atau saat kau berusaha mengembalikan seseorang yang telah pergi..tapi kau tidak berhasil. 

     Banyak hal hal yang menjadikan ku mengerti dan belajar, untuk menjadi lebih dan lebih dari sebelumnya. Dulu saat aku tidak memiliki teman, aku berfikir untuk pintar. Mungkin aku akan memiliki teman banyak jika aku pintar. Aku belajar dan selalu mendapat peringkat pada masa itu. Memang benar aku memiliki banyak teman. Dan aku mengambil hipotesis bahwa kau harus memiliki nilai jual untuk mendapat banyak teman. Dan kepintarannya membuat guru guru tidak terlalu mempermasalahkan masalah yang sering kau buat. 

      Lalu saat selanjutnya aku sedang di masa masa malas untuk belajar. Malas sekolah, sehingga saat masa itu aku tidak mendapat peringkat apa apa. Merasa dihilangkan dari daftar teman di lingkunganmu, karena tidak ada yang bisa kau jual pada mereka. Dari itu aku belajar mengenal siapa teman yang benar benar teman. 

      Saat masa itu, masa kemalasan ku untuk belajar. Aku menyukai Senior lelakiku, aku berusaha dekat. Huh kau harus tau bagaimana sulitnya aku mencari topik agar ia mau membalas pesanku lebih dari dua suku kata. Dan aku mendapatkannya, mendapatkan perhatiannya, mendapatkan ke seruan yang adalah dia sesungguhnya, mendapatkan balasan cepat bahkan lebih panjang dari balasan yang kuberikan. Kufikir senior lelaki itu mulai menyukai, tapi ia hanya menganggapku teman yang seru. Apa kau berfikir aku menyatakan duluan? Haha tidak! Aku mencari tau informasi dari berbagai hal, ternyata wanita itu teman sekelasnya. Ia cantik, modis, baik, dan pintar. Aku belajar hal lain... Aku membutuhkan kepintaranku dan laki laki suka wanita modis dan anggun yang enak dipandang

      Hal lainnya, aku pelajari saat menjelang tahun kelulusan. Saat itu aku baru pertama kali merasakan, benar benar menyukai laki-laki. Berjuang seseorang kembali dan mengikhlaskan adalah kedua hal yang sulit dilakukan. Aku belajar, untuk mencintai orang selagi mereka ada. Karena yang sudah pamit pergi, akan tak mudah diajak kembali. 

      Jika menulis adalah terapi hati, mungkin itu benar. Banyak orang berbeda melakukan perenungan dalam hidupnya, aku melakukan perenungan ku sendiri melalui menulis. Melalui ketikan ku pada setiap alphabert yang ada pada layar Ponselku. Banyak hal yang merubah ku hingga saat ini. Pengalaman menjadikanku potongan mozaik yang akhirnya mampu membentuk diriku sesungguhnya. Kau tau, aku hanya boleh tertolak 2 kali. Teman sekelasku, dan kamu. Aku hanya boleh kalah saing 1 kali dengan seniorku. Aku hanya boleh 1 kali mengalami tidak memiliki teman. Aku hanya boleh 1 kali tidak diharapkan karena tidak memiliki hal menarik yang ditawarkan. 

    Tidak lagi ada penolakan. Karena diriku adalah baru. Karena aku, adalah wanita yang kehadirannya tidak diabaikan, aku adalah wanita yang tidak akan pernah tertolak. Aku tidak akan memutuskan mendekat lebih jauh atau bertindak hal hal bodoh lainnya. 

     Tidak ada lagi aku yang dulu. Karena aku merasa berhasil atas pencapaian hidupku atas target target yang mulai tercoret tanda terselesaikan. 

Edang Rachmawati 

Kamis, 17 Desember 2015

Banduunggg

Perjalana menuju IPTEK, Bandung  
17 Desember 2015
@KM 99

08.22

       Dua jam 22 menit, kendaraan berisi 35 seat meluncur bisa dikategorikan lambat. Untuk saat seperti ini, aku berharap lebih pada supir untuk menaikkan kecepatan spedometer nya. Entah aku atau lainnya juga, tubuhku sudah mengeluarkan reaksi dinginnya. Aku butuh lebih banyak jaket. Aku butuh roti ku yang entah hilang kemana. Aku butuh kamu. Eaa haha

      Sambil ditemani suara sumbang karoekean teman teman di belakang, seperti bukan gaya ku jika bernyanyi seperti itu. Aku sadar diri -__- baru pertama aku perjalanan bersama teman teman yang cowonya sedikit. Banget. --"

       By the way, perjalanan menuju Bandung itu indah banget ya di tol nya. Masih banyak hutan dan seperti perjalanan ke puncak. Aku suka perjalanan seperti ini, terlepas dari proker, Llmj, rundown, walaupun masih ada tugas tapii...itu anggap aja cuma formalitas. Haha ada untung juga dapet dosen yang suka jalan jalan, sekalian masuk dalam penilaian UAS. Fiuh engga sabar libur~~
   
      Oh ya belum aku ceritakan ya perjalanan untuk mata kuliah apa.. Hari ini aku melakukan perjalanan untuk mata kuliah fisika. YA FISIKA :""" oh NOO. Aku sengaja untuk banting stir ke sosial, tapii... Tetap ketemu BIOLOGI, FISIKA, MATEMATIKA :| yes yes yess!!!
    
        Tangan aku udah kaku untuk ngetik, aku juga kebelet pipis :| kapan sampenya inii. Semoga sesampainya di Bandung menyenangkan yaa!!! 

Muach !!!!


Endang Rachmawati 

Rabu, 09 Desember 2015

Amanah yang harus selesai~

Jakarta, 9 Desember 2015
16.28

    Angin menyapa, berhembus santai dan romantis. Apa yang kulakukan di sini? Banyak hal tiba tiba yang terjadi, tanpa permisi tanpa bertanya apa yang aku inginkan hari ini. Evaluasi yang gagal, dan kini kita duduk melingkar menceritakan banyak hal terkait permasalahan. Ck~ terlalu banyak masalah, mencoba menyelesaikan dengan curhat bergantian. Ck~ doakan semoga berjalan dan terselesaikan haha..
    
    Btw, hidup adalah proses. Dan aku sedang melangkah menjalani proses, melawan semuanya. Melawan ego, melawan malas, melawan semua yang membuatku enggan beranjak dari posisi nyaman. My bed. My room. Seperti hari ini, manusia pemalas yang dipaksa untuk berjalan itu.. Susah. Rumit. Seperti jalan fikiranmu yang selalu rumit, tidak pernah bisa kuselesaikan dengan mudah. Haha next~~
     Hidup itu proses. Hidup itu pilihan. Dan semua pilihan itu memiliki tanggung jawab. Mungkin jika bukan karena dia, karena teman yanh sudah harusnya ku dukung sejak awal. Jika aku berfikir ini demi organisasi yang aku ikuti, tidak disini seharusnya. Kau tau? Bahkan aku sendiri tidak merasa nyaman di organisasi ku sendiri. Seperti temanku, aku merasa...bahkan jika aku tidak adapun, tidak banyak yang akan merisaukan. Sedari awal memang tak ada aku untuk mereka. 
    Tapi demi amanah. Hanya karena amanah yang seharusnya diselesaikan. Karena aku yang sudah terlanjur memulainya atau aku akan kehilangan semuanya.Lagi. 
Kehilangan semua kejadian yang harusnya bukan cuma bisa dikenang. Atau melihat dari jauh dan merangkai kegiatan semuanya yang pernah ada. 

Endang Rachmawati 



Kamis, 03 Desember 2015

1543

    Kamu sedang apa? Duduk di depan seperti bukan kamu. Seperti bukan tingkah kamu yang aku kenal seperti biasa. Bertingkah sangat bijaksana dan tegas, menjawab pertanyaan dengan mantap dan membuat semua terpukau.
    Kamu adalah sisi lain berlainan, seperti mata koin. Ada sisi wibawa yang tak kulihat sebelumnya, nampaklah sekarang. Pantas kamu ditunjuk menjadi kandidat. Padahal sebelumnya siang tadi, aku melihat sikap manja dan ambigu mu masih menempel pada diri kamu. 
    Sempat semalam aku mendengar kamu bercerita banyak, tapi kini.. Kamu telah berjalan menjauh dengan sibuk yang mengikatmu. Apakah kamu baik baik saja, kawan? Apakah kamu merasa tertekan? Aku ingat kau pernah bilang, jika ditanya kesiapan kau hanya siap 1% dan 99% adalah dari Allah yang menentukan kamu siap atau tidak. 
    Selamat berjuang kawan. Semangat untuk berjalan, melangkah lebih lebar dan lebih jauh. Semangat. :D

Endang Rachmawati 
     

Hidup di Jakarta Akhir akhir ini

Jakarta, 10 Juli 2025 17.22 Hidup di Jakarta akhir-akhir ini kenapa menjadi seperti ini. Udara yang semakin memburuk membuat saya malah terk...