Kamis, 22 September 2016

Tanpa Alasan

jakarta, 22 september 2016
21.22

kamu seperti mama. selalu menerima saat aku pulang. walau bukan martabak manis yang aku bawa, tapi masalah mendera. dengan segala problema yang
berkecamuk dalam rasa.
hei aku kembali...

Aku tidak suka ia ! Bukan caranya melangkah, bukan pula pilihan di hidupnya. Aku.. aku tidak suka mengakui dia hebat. Aku..aku tidak mau menghadapi cermin dan melihat, siluet wanita di depanku terlihat menyedihkan. Kusut dengan pikiran semrawut. Kalah disisa keyakinan, alasan terakhir mengapa terlahir.

Semua berputar. Percaya diri selama ini tidaklah mudah untuk dibangun, tapi saat ini..
untuk kamu yang seperti mama, aku hilang akan percaya itu. Aku hilang semangat, dengan hasil yang kembali seperti awal.

Aku terlahir tidak untuk sebuah jawaban.

Kamis, 08 September 2016

Kenyataan Akhir

Jakarta,  8 september 2016
21.15

      Dalam malam,  serta lenggang kereta Sudirman-Bogor. Aku bersyukur,  atas hari ini. Untuk tetap membersamai,  semoga sampai akhir. 
       Kau tau,  ditinggal sendirian itu tidak enak! Bahkan menyakitkan. Dilepas dengan segala tanda tanya,  aku terhempas.  Aku terbuang.
      Lari dan lari,  kau selalu saja berlari.  Kau tau?  Aku muak dengan semua ini !
Meninggalkan sendiri,  memintaku untuk bekerja sendiri.  Bersama mereka.  Menyelesaikan masalah,  yang bahkan tlah kita mulai.
       Menangis dan menangis, aku berat dan kau takkan perduli. Meski kuatku tlah memerah lemah. Semua katamu yang kukira benar,  bahwa tak kan ditinggal sendirian. 

Pada nyatanya... Tak ada kalian. 

       Tetap kumerasa beruntung.  Kau meninggalkan,  mereka memperhatikan.  Memahami meski kau tak mau mengerti.  Kita kepala yang tak hanya satu pendapat. 

Pengecut! 
Bahkan kau kabur dan meninggalkan.

Hidup di Jakarta Akhir akhir ini

Jakarta, 10 Juli 2025 17.22 Hidup di Jakarta akhir-akhir ini kenapa menjadi seperti ini. Udara yang semakin memburuk membuat saya malah terk...