07.18
Maaf baru menulis kembali. Dua minggu kemarin entah mengapa jadwal ku sangat penuh. Aku sibuk.
Bukan kesibukan tidak jelas, tapi kesibukan yang sangat jelas. Jelas untuk masa depan. Jelas dapat penghasilan. Yap aku mengajar private. Dan kegiatan lainnya aku mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan PKM. Lomba yang kami menangkan waktu itu.. ;)
Sekarang aku akan menjelaskan pengalaman mengajar private dulu ya. Terkait PKM akan kujelaskan pada postingan berikutnya..
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•
Namanya Nayara, umurnya 11 tahun. Sekarang ia duduk di kelas 6, di salah satu sekolah International School di daerah Cilandak, Jakarta Selatan.
Nayara adalah anak yang aktif, ia sangat suka bermain. Lebih tepatnya menciptakan permainannya sendiri, kreatif bukan? Nayara cepat sekali bosan, tapi dia tidak menyusahkan ku dengan keengganan atau mencari cara agar tidak belajar. Jika sudah bosan, ia akan mengajakmu bermain permainan tik tak tok dan lainnya. Nayara adalah anak yang manis, dia baik, dan suka bercerita. Dia bercerita bahwa teman temannya mengatakan ia teman yang baik, dengan gaya bicaranya yang formal dan bercampur dengan bahasa Inggris aku tersenyum. Kamu memang baik Nayara.
Nayara memiliki rambut sebahu, ia tomboi dan lihat. Ia masih mengenakan seragam sekolahnya, saat aku tanya mengapa ia tidak ganti baju, ia mengatakan i like my School, and i love my uniform. Dia menyukai sekolahnya..
Hari itu, adalah hari aku pertama kali mengajar Nayara. Aku suka dengan Nayara. Aku nyaman. Tapi ada satu hal yang membuatku tertekan, Papi Nayara.
Papi Nayara bertubuh tinggi dan memiliki perut agak buncit. Ia adalah laki laki yang soleh, dan aku salut ia mampu mengarahkan keluarganya dalam agama. Saat adzan magrib, Nayara pamit untuk solat magrib berjamaah. Penanaman Papi Nayara terkait agama, mampu membuat Nayara mengagungkan dan membanggakan agamanya. Dengan berbagai hal alasan yang dapat aku terima dengan logika.
Namun, Papi Nayara yang berumur sekitar 40-50 tahun membuatku tetap tegang, mungkin aku mengerti untuk pertama perlu diawasi. Tapi terkadang ada yang membuatku risih dan tidak nyaman, Papi Nayara mengacak sistem ngajar ku. Mungkin ini terlalu cepat, temanku yang lain masih dalam tahap mengobrol santai tapi berbeda denganku. Yang harus dituntut untuk Nayara mengerti dalam sekali ajar.
Mungkin ini rasanya mengajar private, memiliki banyak tuntutan harus membuat siswa memahami. Berbeda dengan menjadi guru bimble yang asal mengajar saja sudah bisa, tidak dibutuhkan untuk mencari cara agar dia mengerti.
Nayara..
Semoga kita bisa cocok ya :))
Kalau tidak, mungkin aku akan berpindah saja..
Endang Rachmawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beerkomentarlah dengan bijak