Sabtu, 27 Desember 2014

Dia bilang kita sahabat -2

IAku pernah berjanji, untuk melanjutkan cerita yang tertunda. Aku tidak suka bicara, tentang masa yang sudah terlalu lama. Dan kini aku akan bercerita, dengarkan dan dengarkan.
----------------------------------------------
Part 2

Mungkin Tuhan sudah mulai kasihan, melihat hidupku yang slalu terabaikan. Ditelantarkan oleh teman teman, kesendirian sudah menjadi bayangan. Ada masa di hidupku, tidak akan kusebutkan kapan itu. Masa itu, aku menikmati waktu. Menikmati setiap detik bersamanya. Sahabat. Mungkin bisa disebut ketika itu. Perasaan hangat menjalar, ketika ku tertawa bersamanya. Berdua sudah lebih dari cukup, untukku menikmati hidup. Semua baik baik saja, dia sangat baik. Tidak ada yang bisa kugambarkan kebersamaan kami, tertawa berdua, makan berdua, jalan berdua, tidur berdua, dan kegiatan berdua lainnya. Sangat menyenangkan bukan? Ya, saat itu sangat menyenangkan. 
Tapi, mungkin Tuhan tidak menyukaiku bahagia, itu fikirku dulu. Ketika ia merebut kembali kebahagiaanku satu satunya. Ia membiarkan sahabatku lepas, dan mengganti kembali dengan kesendirian. Mengalihkan  pandangan saat ia tertawa. Menghindarkan dan menghindarkan segala yang berhubungan dengannya. Karena bahagia, membuat ia menjadi lupa. Bahwa tawa pernah milik kita. 

-bersambung-

Endang Rachmawati
Jakarta, 27 Desember 2014

Jatuh cinta semudah ini

 Aku tidak pernah berfikir, merasakan perasaan sejauh ini. Merasakan rindu yang sedalam ini. Kepada kau..
Semua menggelitik seperti mimpi, aku bertemu denganmu dan kita bersama.
Kau menyentuhnya, hati yang terlalu lama sendiri. Kau menyentuhnya, membuatku lupa bahwa aku pernah terluka. Melepas tawa, saat kutau kau kan memberiku bahagia. 
Kau... Membuatku jatuh pada hatimu, membuatku jatuh pada cintamu. 
Kau... Menggoreskan warna dengan cinta yang satu rupa. Menumpahkan cinta, seakan masih banyak yang kau punya. 
Jatuh cinta semudah ini.. 

Endang Rachmawati
Jakarta, 25 Desember 2014

Jumat, 26 Desember 2014

Pilihan

"Aku harus berusaha tapi mulai darimana" -kunto aji, terlalu lama sendiri-

Lirik yang sangat sesuai untuk tema tulisan kali ini. Nulis pas mati lampu jam sudah menunjukan pukul 00.32 memang sangat mendukung sensasinya :") ~ pernah ngerasain punya banyak impian banyak target tapi engga tau harus mulai darimana? Bahkan seperti raja yang hanya menguasai alam mimpi. Obsesi. Ambisius. Dua kata yang menggambarkan semuanya. Orang yang terlalu ambisius mungkin, tapi terlalu gampang goyah bila kena godaan. Orang yang terlalu ingin berkembang seperti orang lain, tapi terlalu banyak pertimbangan.
"Tidak ada alasan lagi untuk malas, bahkan kalian telah memiliki orang tua." Kata kata dosen yang tiba tiba terlintas saat menjelang tidur. Pernah kah merasakan ingin berjuang tapi hanya menjalankan, tanpa tau apa yang sedang dijalankan. "Apakah benar ini jalan saya?" "Apakah saya akan sukses?" Pertanyaan itu yang selalu menganggu pemikiran. Hanya ingin membuat orang tua bahagia tanpa tau apakah saya bahagia dengan jalan saya? Bahkan untuk orang yang terlalu takut pada resiko tidak sukses harus bertahan pada jalan yang tidak tau arahnya. Apakah Anda akan memilih impian masa kecil atau sukses dengan pilihan sekarang? Entahlah~

Endang Rachmawati
Jakarta, 23 Desembet 2014

Senin, 01 Desember 2014

Sebelum benar benar aku melepasmu


Sebelum benar benar aku melepas dan mengganti kamu
Untukmu, laki laki yang pernah membirukan duniaku..

Aku pernah menyayangimu dengan terlalu
Hingga rindu kujamah setiap waktu

Bisakah kita berjalan mundur sebentar dan ungkapkan banyak hal?
Meski aku tidak benar tau apa yang kau rasakan dan inginkan
Untuk masa setahun silam, banyak hal yang ingin kubicarakan tapi kau tetap diam
Entah aku yang tidak memberimu kesempatan atau kau memang suka menjadi pendengar tanpa mau didengar?

Untuk masa setahun silam, maaf, bukan aku yang tidak berperasaan padamu yang memohon untuk aku diam.
Bukan aku tidak sayang, tapi aku hanya terlambat untuk benar benar rasakan.
Aku terlalu gugup untuk berhadapan, seakan tidak ada sayang saat aku tak dapat tunjukan.
Pernahkah kau menyesal melepaskan? Atau aku saja yang berlebihan menanggapi perasaan.

Bisakah sekarang kita membicarakan posisi sekarang?
Saat aku dan kamu telah berbeda haluan?
Kau dengan wanitamu, yang katanya sedang kau usahakan
Dan aku dengan laki lakiku, yang sedang kujalankan

Cukup sampai disini aku pertahankan, kamu yang selalu mengabaikan.
Cukup sampai disini aku mengatakan, rindu yang tak pernah kau hiraukan.
Aku akan berpindah, tidak lagi kamu.
Tidak lagi tentang kamu. 

Endang Rachmawati
Jakarta, 1 Desember 2014








Selasa, 25 November 2014

Sendiri

Terkadang kau membutuhkan kesendirian. Tanpa apapun dan siapapun. Tanpa gadget tanpa teman. Karena kesendirian mampu menjelaskan banyak hal, perihal perasaan perihal impian. Tentang kesalahan dan kebenaran. 
Terkadang kau membutuhkan kesendirian, tanpa hujan tanpa penerangan apalagi kebisingan. Karena kesepian merupakan alasan kau tidak pernah sendirian. Dan itu yang kurasakan. Menjadi ketergantungan di setiap kegiatan. 
Kadang ada di masa kau ingin sendiri, dan pergi dari rutinitas setiap pagi. Dari orang orang yang kutemui setiap hari. Jenuh. Sangat jenuh.  (25/11)
-bersambung-

Jumat, 14 November 2014

Cukuplah

         Aku sudah mencoba untuk lupa. Bahkan untuk pura pura lupa aku sudah mencoba. Bukan.. Bukan karena tidak ada yang lebih baik sayang. Cukuplah laki laki yang datang, namun tidak ada yang seperti kamu. Cukuplah laki laki yang mengungkapkan rasanya, namun sekali lagi tidak ada yang seperti kamu. Kamu yang terlalu tidak perduli, datang dan pergi seingin hati. Kamu yang terlalu jahat, hatiku pun kau sayat. Kamupun yang terlalu pengecut, diawal saja kau berjuang. Tidak bisa kah kau berjuang di akhir pula? Agar aku tidak terlalu merasa letih berjuang sendirian. (17/08)

Tersisa

        Delapan belas tahun terlewatkan, hanya sisa sisa kenangan. Hanya sisa sisa ingatan. Semua telah berjalan, begitupun aku dan mimpiku. Berjalan terpisah di persimpangan. Apa gerangan terjadi, melewatkannya pergi. Atau berjuang satu kali lagi. Hanya pilihan yang ia beri. Tidak ada kepastian yang harus dinanti. Aku akan berjuang satu kali lagi.(27/08)

Mengingat

     Pukul 01.44 tiba tiba saja ingin menulis. Tiba tiba saja ingin mengingat kembali, kenangan yang tergadai pergi. Aku tidak ingin mengingat, bahkan meraba apa yang pernah terjadi. 
   Ada satu masa ketika aku sangat membenci atas yang tuhan beri. Ada satu masa ketika aku mempertanyakan kelayakan aku hidup. Aku tidak memiliki siapa siapa selain keluarga. Tertolak seperti barang usang dalam kegamangan arah. Tidak memiliki sahabat, hanya orang tua dan kerabat. Hidup dalam dunia yang bahkan aku merasa itu dunia mereka bukan duniaku. 
      Aku suka bermain, tapi mereka tidak suka mengajakku bermain. Harus aku slalu yang memulai, karena jika tidak aku akan sendiri. Aku benci ketika harus sendiri, karena hanya bertemankan diri aku akan mengutuk hidup kembali. namun kadang mereka mengajakku bermain tapi lebih karena mereka butuh. Bukan karena mereka menganggapku sahabat sekali lagi karena mereka butuh.
     Pernahkah kau merasa hidup tanpa memiliki seseorang yang slalu memastikan kamu ada bersamanya? Tidak Memiliki seseorang yang bisa diajak bercanda saat bosan mendera? Bahkan kau harus terus membiasakan sendiri dengan keramaian yang ada dua langkah di sekitarmu? Aku pernah dan jangan sampai kau ingin merasakannya. Itu pahit sangat pahit hingga membuatmu kehilangan segala rasa bahagia dan tawa. Terlalu sederhana, dan bahkan sangat sederhana hingga rasanya aku tak pantas mengharap istimewa. (14/11)

-bersambung-
      

Kamis, 30 Oktober 2014

Kau tetap kau

     Siang ini telah terlewati, tidak tau hari keberapa ini. Sejak kau telah mematahkan tentang hari yang akan kita jalani. Aku tidak baik baik saja. Saat kau lebih memilih melepaskan, saat kau mengakhiri dan berlalu pergi. Sekali lagi, aku tidak baik baik saja. Kesedihan yang teramat membuat hatiku melumpuh. Dan kau mengatakan aku jahat sebagai wanita? Seharusnya kau lebih memiliki hati sebagai lelaki. Apakah aku yang jahat saat kau mencoba kembali pada wanita lain sehari setelah hari itu? Apakah aku jahat, saat aku mohon kembali namun kau berlari pergi? Atau bisa kita ganti pertanyaan, apakah aku atau kau yang jahat? 
     Tlah kucoba menata hati kembali, mencoba bangkit yang kutau tidak semudah mencintaimu dulu. Bahkan aku harus berpayah payah, meyakinkan akan segala hal, kau bukan laki laki baik. Dan pertanyaanku sekali lagi, sekarang siapa yang jahat? Dan kini kau mencoba kembali, dengan semua cara yang aku kira dari hati. Dengan cara yang membuatku berhenti dan menatapmu kembali. Tapi aku salah, kau tetap kau. Lelaki yang tidak pernah mengerti bahwa aku mencintainya.

Endang Rachmawati
Jakarta,  30 Oktober 2014

Rabu, 29 Oktober 2014

Kufikir Hilang

     Malam belum hilang, namun rinduku telah datang. Ditemani secangkir susu, anganku tentangmu menggebu. Banyak hal yang harus dibenarkan, begitupun tentang perasaan. Tidak semua yang terlupankan, benar benar hilang dari ingatan. Sangkaku, dengan kita tidak bertemu tidak ada lagi rindu. Sangkaku, orang orang baru mampu membuatku cepat berlabuh. Sangkaku, aku telah berdamai dengan hatiku. Dengan luka yang sekali lagi sangkaku, telah kulupa. Dan aku lupa, bahwa rinduku tidak mengenal kata "sangka"

Endang Rachmawati
Jakarta, 9 Oktober 2014
         



Sabtu, 04 Oktober 2014

Puisi - Tidak Merasa

Aku tidak mengerti.
Atau memang kalian yang sulit dipahami.
Aku ingin menyatu.
Tapi, kalian bilang tidak perlu.

Duniaku yang beda.
Atau dunia kalian yang sulit terjama.
Aku yang berbeda.
Atau memang kita yang tidak bisa sama.

Katanya keluarga.
Tapi aku tidak merasa.
Atau memang aku yang terlalu perasa?
Bersama kalian pun,
aku tidak merasa sama

Endang Rachmawati 
Jakarta, 16 Agustus 2014

Jumat, 19 September 2014

Kepada Gadis Kecil

Kepada Gadis kecil berwajah sendu.
Berwajah riang namun lusuh.
Kepada Gadis kecil bertubuh ringkih.
Hitam legam terbakar siang.

Jangan menangis adik, jangan menangis.
Bukan karena kau yang cengeng adik, bukan.
Bukan pula karena kau yang terlalu lemah, adik kecilku.
Tapi karena mereka saja yang tidak mengerti kau.
Tatapan sedih yang mereka tunjukaan.
Recehan hingga ribuan yang mereka berikan.
Tidak pula membuatmu berhenti sejenak.
Dan mereka mulai meninggalkanmu perlahan.
Hingga semua kepergian adalah kepastian.

Tenanglah adik tenang.
Ini bukan kesedihan selamanya.
Kau akan bahagia .
Ya! Kau akan bahagia.

Endang Rachmawati
7 September 2014



Selasa, 16 September 2014

Kepada Kamu,Tuan

Kepada kamu, Tuan diseberang yang entah sedang apa.
Kepada kamu, Tuan yang tlah membirukan dunia dalam sewaktu.
Aku ingin berbincang denganmu.
Aku ingin menceritakan semua yang mungkin tak kau mau tau.
Aku ingin kau mendengarnya, agar kau tau satu.
Aku merindukanmu. 

Endang Rachmawati
Jakarta, 16 September 2014

Minggu, 07 September 2014

Karena Segalanya #2

       Aku mengatakan merindukanmu dan kau diam. Aku mengatakan akan menunggumu, dan kau bilang jangan. Dan saat aku tidak perduli kau datang lagi. Akhirnya aku memutuskan pergi, dan kau? Membatu. Diam, namun matamu menjelaskan banyak hal dan aku diam. Aku menundanya, dan bersabar menunggu. Hari ini harus kuulangi kembali, rutinitas yang ku tinggal pergi. Memperjuangkanmu. Saat itu kau memang diam, tapi matamu menatapku dalam. Seakan kau ingin menggenggam dan mengatakan banyak hal. Dan aku harus bersabar, bukankah itu bentuk perjuangan terbesar? Dan aku harus kembali menerka fikiranmu. Bukankah sudah kukatakan berulang kali? Aku bukan peramalmu, bahkan orang tuamu belum tentu bisa membacanya. Tapi kau tersenyum, senyum yang membuatku runtuh. Senyum yang menular, aku bahagia. Senyumannya tetap sama, ia memang tidak banyak bicara, bahkan aku harus berjuang keras menebak jalan fikirannya. Tapi aku menyayanginya, ia pun juga. Dan pada akhirnya cintalah yang membuat kami bertahan. Karena aku tidak perlu menuntut banyak hal untuk kesempurnaannya, karena sejak awal aku telah mencintainya dengan kesederhanaan yang ia punya. Cinta adalah bagaimana kau mampu bertahan untuknya, bukan bagaimana dia bisa bertahan untukmu. 

Endang rachmawati
Jakarta, 6 September 2014

Jumat, 05 September 2014

Tidak Semua

Semua burung memiliki sayap, tapi tidak semua burung mengetahui tujuan penciptaan sayap.
Semua burung dapat terbang, setidaknya mereka dapat melompat dan memamerkan indahnya sebuah sayap. 
Tapi tidak semua burung menemukan manfaat sayapnya seperti burung lain.
Hei lihat bahkan burung itu terlalu takut hanya sekedar mengepakkannya. Bahkan burung itu tidak tau tujuan sayap itu.       
Burung kecil itu tidak tau, apa yang benar benar diinginkannya. Apa yang biaa membuatnya bahagia. Atau mungkin dia tidak pernah mengenal siapa dirinya? 

Endang Rachmawati
17 September 2014

Kamis, 04 September 2014

siapakah

Siapakah dia ?  Datang dengan keserderhaan. Atau memang aku saja yang berlebihan ? Menganggapnya sebuah keistimewaan. 

Endang Rachmawati
Jakarta, 7 Novembe 2014

Rabu, 03 September 2014

Tentang Sesuatu

       Kisah ini bercerita tentang sesuatu. Tentang perjalanan yang baru. Tentang langkahku yang tak lagi satu. Tentang mimpi yang kini berburu. Tentang harapan yang tidak lagi semu. Kisah ini bercerita tentang sesuatu yang disebut mimpi. Bukan lagi tentang cita cita masa kecil, bukan lagi tentang berburu nilai dna pencitraan. Ini tentang hati. Tentang keluarga. Dan tentang tujuan. Semua tersalur saat semua keinginan menggebu. Bissmillah aku akan berjuang, dengan langkah baru. Dengan tujuan hidup baru. PGSD UNJ 2014 Hidup mahasiswa! Hidup pendidikan Indonesia! 

Endang Rachmawati
Jakarta, 3 November 2014

Selasa, 02 September 2014

Karena Segalanya#1

Semua berbeda sejak kehadirannya, tidak ada yang istimewa. Bahagia, sesederhana itu yang kurasakan. Perasaan sederhana itulah yang membuatku merasa sempurna. Juni 2013 tidak ada yang istimewa dari bulan itu, hanya bulan ke-6 dari 12 bulan yang ada. Tapi dia mampu membuat bulan itu terasa istimewa,  membuat kita bersama. Ia membuatku bahagia. Ia mampu membuatku berbeda. Berbincang sore dengannya membuatku candu. Walau terkadang hening mencipta suasana, diam dengan fikiran yang berkuasa. Namun aku menikmati waktu bersamanya. Sekali lagi, asal bersamanya aku sudah bahagia. 

Endang Rachmawati
Jakarta, 7 November 2014

Senin, 01 September 2014

Puisi - Gejolak Hati

Kenapa ia ada dihadapku?
Kenapa ia selalu ada di fikiranku?
Kenapa dia harus tercipta untuknya,
kenapa bukan untukku?

Apakah aku terlalu ego.
Menginginkan ia hanya untuku.

Aku ini bodoh.
Menyukainya hanya menambah lukaku.
Menginginkannya hanya khayal nan semu.

Tuhan, kini aku tak berharap dia untukku.
Aku hanya mau satu,
hilagkanlah rasa ini.
Agar terbawa angin nan sejuk,
di sore ini.


Karya : Endang Rachmawati ( 24 Oktober 2010 )

Puisi - Antara Kelam dan Mentari

Terima kasih.
Atas semua yang telah KAU beri.
Mentari yang slalu sinari.
Kawan yang slalu ada di sisi.

      Masa yang dulu kelam,
      kini menjadi gemilang.
      Tak pernah ku bayangkan.
      Akan mendapatkan kesempatan,
      tuk dapatkan genggaman kawan kembali.

Yang pernah  sirna dari hidupku,
kini tlah kembali.

     Terima kasih, Tuhan.
      Kau berikan saat terbaik di hidupku.
      maafkan aku yang tak pernah menyadari.
      Akan kedermawanan-Mu yang tlah diberi.
       Atas doaku slama ini.

Karya : Endang Rachmawati ( 6 Desember 2010 )

Puisi - Hilang

Telah lelah ku menunggu, 
jawaban atas kejujuranmu.
Jangan membuatku mengharapkanmu
slamanya untukku.

Cinta persahabatan ini.
Ku rasa sudah brakhir.
Tak perlu ku nanti jawabmu.

Karena ku tau.
Kau bahkan tak memerlukan diriku kembali,
tuk jadi sahabat diharimu.


Karya : Endang Rachmawati ( 13 Desember 2010 )

Puisi - Antara Kita

Awal kita tidak mengenal.
Kini, kita terjalin satu ikatan.
Ikatan itu membuat kita slalu bersama.
Tawa canda hiasi kita.

Walau badai berlomba,
meruntuhkan ikatan yang ada.
memutuskan ikatan kita.
Walau cinta ada diantara kita,
walau kebencian memimpin jiwa.
retakkan ikatan kita,
walau kalian tidak mau bersama,
kembali seperti sedia kala.

Akukan berusaha.
Menyatukan kembali retakan yang ada.
Untuk menjadi sebuah cahaya,
agar kita bisa brsama.
Seperti sedia kala.


Karya : Endang Rachmawati (29 Juni 2010 )

Puisi - Akhir Cerita

Kenapa persahabatan harus ada,
jika akhirnya harus terhianati.
Kenapa aku harus terjebak dalam persahabatan ini ?
Aku sudah tetrlalu sayang,
tapi mulai kuragukan.
Haruskah ku kembali
terhianati  'tuk ketiga kali?

Kita tertawa dalam senang,
 buat aku terbang.
Saat bertengkar,
ku mulai terhempas.
Bagaikan raga tak bertulang
Lemas...
Bintang, bulan...
Kenapa semua ini harus berakhir ?
Aku telanjur terluka karenanya.


Karya : Endang Rachmawati ( 29 Oktober 2010)

Puisi - Hatiku dan Dirimu

Maafkan aku yang telah mencintaimu.
Maafkan aku yang telah menyayangimu.
Bukan inginku untuk menyayangimu.
Tetapinuranikulah yang inginkanmu.

Tolong datanglah padaku.
Peluklah inginku,
yang bergema menginginkanmu.

Janganlah sakitiku.
Aku terlanjur menyayangimu.
kasihku..
Sadarlah..
Lihatlah..
Disini aku terus menanti cintamu.


Karya : Endang Rachmawati ( 5 Maret 2010)

Puisi - Perih

Tiba-tiba kau datang,
ke dalam diriku yang diam.
Tiba-tiba rasa itu pun datang,
membuatku tertawa dalam kelam.

Aku tak mengerti.
Apa yang terjadi padaku?

Kau tak bilang.
Aku kan terluka karnamu.
Aku tak siap.
Bila aku harus
menyukaimu dan terluka karnamu

Kenapa kau tak bilang ?
Bahwa kau akan acuhkanku. 
menganggapku bagai benalu.
Yang takberharga dimatamu.

Kenapa? 
Kenapa kau tak sadar.
rasa ini sangat besar padamu
sadarkah kau.
Keacuhanmu.
Pengharapanku.
Perasaan ini,
telah membuatku semakin terluka.

Kenapa kau tak bilang.
Kenapa kau tak jelaskan saja,
semua ini padaku.

aku tau...
Aku sadar...
Rasa ini takkan terbalaskan.
Bagimu aku bukanlah yang berarti untukmu,
tapi kamu yang terindah dihidupku
untuk kini...
Dan slamanya.


Karya : Endang Rachmawati (6 Maret 2011)

Puisi - Rasa Abadi

tak mudah tuk akui
Bahwa aku menyayangimu
Sangat menyayangimu 
Tak habisnya pena
Menuliskan kenangan tentang aku dan dirimu
Hatiku tak terhenti
Menggemakan namamu
Sang waktu pun tersenyum
Langitpun iri
Melihat kita bersama
Tak ingin sedetik pun aku berpisah darimu
Karna kau adalah jiwaku
Bidadariku untuk slamanya
Indah hari saat bersamamu
Meski terkadang..
Aku sering membuatmu marah
Geram atas tingkahku
Walau aku sering
Membuatmu tertunduk
Menahan air dari kelopak matamu
Tapi...
Percayalah
Hanya kau yang ku sayang
Hanya untukmu slamanya


Karya : Endang Rachmawati (22 April 2011 )

Puisi - Antara Kita

kalianlah yang membuatku bertahan
Menjalani segala kehiduan
Kalianlah yang membuatku berani bermimpi
Kalianlah yang membuatku merasakan kebersamaan sahabat
Karna kalian
Aku bisa tertawa dalam kelam
Karna kalian
Aku bisa melupakan sejenak masalah menerpa
Semua bersatu
Tak ada perbedaan berpenghalang
Tujuan satu
Mencari kesenangan
Ditengah kepenatan
Karna kalian adalah temanku
Penghilang lara
Semua terasa indah
Saat aku kamu kita bersatu
Untuk menatap cahaya
Cinta bersama


Karya : Endang Rachmawati ( 30 April 2011)

Catatan Kecil - Cintai Produk Indonesia

teman teman tau kah?
kini produk indonesia sedang diambang kehancuran. banyak produk luar yang masuk ke negri kita, terutama cina. Kalian janganlah terbujuk oleh rayuan produsen yang menjual produk dengan harga murah. karna MURAH kalian membelinya. Kawan, jika kita membeli produk luar, itu tidak membantu negara kita malaah membantu negara lain. Kitabukannya memakmurkan bangsa sendiri,malah memakmurkan bangsa lain.
Memang, produk dalam negri cukup mahal. Tapi harganya masih bisa terjangkaukan kawan ? Ayolah bantu produk dalam negeri yang sudah kalah saing dengan produk luar. Apakah kalian tidak kasihan petani, buruh, peternak, dan lainnya harus menderita karna kita lebih memilih produk negara lain. Apakah kita tega melihatnya, mereka harus kehilangan pekerjaannya karna gulung tikar??
Hargailah produk bangsa sendiri.
Cintailah punya negara sendiri.
Negara lain saja bisa mencintai produk mereka,masa kita tidak bisa?
Memang aku pun belum bisa sepenuhnya memakai produk INDONESIA, tapi aku akan berusaha seminimal mungkin untuk membeli produk negara lain dan mencintai produk negara sendiri.
Dengan membeli produk negara sendiri, kita bisa membantu memajukan INDONESIA.

Puisi - Syukur yang Hilang

ia berlari 
terus berlari sekuat diri 
Berlari dan berlari 
Hingga tak sadar diri 

Berjuta angan menghinggapi 
Mengitarinya bagai seekor lalat yang tak pernah henti 
Membuatnya terus berlari 
Mengejar ambisi tak pasti

Apa yang ia mau?
Apa yang ia cari ?
Apakah stelah terpenuhi
ia akan berhenti ?

Kerakusan tlah merusaknya
Ketamakan tlah membinasakan hidupnya
Hingga, bagai debu yang tak bersisa

Apakah ia tidak ingat?
Bahwa ia punya Allah
Apakah ia tidak sadar?
Semua tlah terencana dalam garis-Nya

Terlalu jauh ia berlalri
Kunci yang Allah berikan padanya terjatuh
Ia pun tak tahu
Apakah saat Allah membersihkan hartanya
Baru ia akan bersyukur ? 

Puisi - Menyerah

angan salahkanku, bila rasaku berubah 
Jangan salahkanku, bila tak ada lagi rindu 
Jangan salahkanku, bila kenangan kita terhapuskan 
Karna.. 
Kau yang mmbuatku sperti ini 
Kau yang ingin dimengerti, tapi tak pernah mau mengerti 
Cukup, lelah aku berasa 
Cukup letihku menangis 
Karna kau yang mmbuatku lemah
Karna kau yang mmbuatku rapuh

Apa ini cinta ?
Saat hrus aku yg terluka
Apa ini cinta ?
Saat aku hrus mengalah
Apa ini cinta ?
Saat memaksaku u/berubah
Apakah kaupun brubah?
Tak ada rasa tuh dipertahankan
tak ada hasrat tuk dilanjutkan
Cukup sudah..
Lelahku merana


Karya : Endang Rachmawati ( 22 April 2012)

Puisi -Terlanjur

Tak terelakan.
Saat rasa merobek dada.
Merasuk jiwa.
Bergemuruh dalam hara.
Padamu yg tak terkira.

Saat kau hadir.
Semua berubah .
Saat kau menatap.
Terselip bahagia.
Bukan aku, tapi hatiku.
Mungkin ini cinta..
Saat dirimu datang menyapa.
Mungkin ini cinta..
Saat aku,kamu brsama.
Mungkin ini cinta..
Saat bintang hadir dimata kita.

Namun semua berubah,
saat kau mendua.
Semua hina saat aku
hanya jadi pelarian.
Saat kamu tak jelaskan apapun, padaku
Yang slalu menanti itu
Menanti arti diriku untuk mu

Seegokah itu dirimu?
Aku mencoba tersenyum.
Saat melihatmu.
Melihat orang yg telah permainkan rasaku.
Apa yang akan kau lakukan ?
Saat aku masih menyayangimu.
Apa yg kan kau ucapkan?
Saat hati ini masih memilihmu.

Aku lelah atas permainanmu.


Karya : Endang Rachmawati ( 22 April 2012 )

Catatatan Kecil - Aku Belajar~

aku belajar.. 
Tidak semua harus diceritakan. tidak semua harus diperjelas. Bahkan orang lain belum tentu ingin tau atau bahkan mereka tidak perduli. Mengemis belas kasihan, dengan berlaga paling sengsara,paling sedih. Bukan hanya kamu yang sengsara, bukan hanya kamu yang punya masalah. Mengertilah..menceritakan tanpa diminta, dan menjelaskan tanpa ditanya itu menyakitkan. Mungkin kamu tidak akan pernah memahami, hingga kamu akan tau sendiri. Dan diam nanti akan lebih kamu ikuti.

Puisi Cinta - Kamu

Kamu adalah rasa, dari segala yang kupunya. 
Kamu adalah cerita, dari segala yang tercipta. 
Ya,kau hanya cerita yang takkan menjadi nyata. 
Mencoba mendekat bahkan percuma, kamu hanya menutup telinga. 
Diam membisu seakan itu tak perlu. 
Aku lelah, dan kau tetap tak mau tau. 
Bahkan saat aku memutuskan pergi, kau tak juga kembali. 
Atau hanya sekedar berkata,"jangan pergi"

Karya : Endang Rachmawati ( 28 Maret 2014)

Puisi Cinta - Pernahkah

Pernahkah kau merasakan sebuah perasaan hingga tidak bisa kau rasakan? 

Pernahkah kau merasakan rindu yang mengganggu seakan itu tak perlu dan membuat hatimu seakan membeku ?

Dan akhirnya kau mengubur perasaan dan rindu itu, terkubur hingga kau tak tau.. 

Sedalam dan selama apa kau telah menguburnya.. 

Mengubur rasa yang bisa kau sebut, cinta. 

Karya : Endang Rachmawati ( 12 Mei 2014)

Hidup di Jakarta Akhir akhir ini

Jakarta, 10 Juli 2025 17.22 Hidup di Jakarta akhir-akhir ini kenapa menjadi seperti ini. Udara yang semakin memburuk membuat saya malah terk...