Aku mencintai menulis. Sangat mencintai. Aku tau pasti sejak kapan kusuka menulis, mungkin sejak sd. Sejak aku memiliki buku diary. Tapi tak kuteruskan menulis disana, sifat ku yang cepat bosan membuatku tak pernah selesai menulis hingga buku habis. Dimana mana tulisan. Di dinding, di belakang buku tulis, di meja, di kertas ujian, di media sosial, di blog, dan dimanapun. Dimanapun selama tangan kanan sedang lenggang dan bingung ingin apa.
Aku suka menulis. Mengingat saja tak pernah cukup untukku. Karena kejadian tak pernah hadir dua kali, dan hanya dengan menulis aku mampu kembali ke masa yang ingin kukunjungi. Dulu saat sd aku menulis semua kekesalan kebahagiaan kesedihan di buku diary. Tapi semakin lama aku semakin meninggalkan rutinitas ku. Dan membiarkan segala moment terjadi begitu saja tanpa ada dokumentasi. Aku menyesal seharusnya tak kutinggalkan rutinitas itu. Sudahlah jangan heran jika hidupku penuh penyesalan haha..
Beranjak SMP aku benar benar mulai menyukai, saat di saat itu aku menjuarai FLS2N juara 1 dan kemudian juara 2 menulis puisi. Saat di tingkat DKI Jakarta saya kalah. Kau tau alasannya? Karena saat lomba mengganti tema puisi dan selama rentan sampai lomba aku tidak memiliki mood untuk menulis itu membuatku frustasi.
Berlanjut lagi hingga SMA, aku semakin suka menulis. Menulis hal hal yang kata orang aku terlalu sering galau. Mungkin ini kelebihan cewe perasa sepertiku. Pagi hari ku bisa tertawa terbahak bahak namun beberapa menit kemudian aku bisa berubah menjadi dingin dan diam. Perubahan perasaan membuatku harus menuliskannya..
Ketika kelas 2 SMA aku mengikuti kembali lomba menulis puisi FLS2N dan aku kalah. Kau tau? Aku tidak mood dan karena tertekan oleh tuntutan guru dan harus menang. Aku belajar satu hal, puisi adalah ungkapan hati. Aku harus memaknai dengan pasti apa yang kurasa, apa yang kuingin tuangkan. Menulis adalah ungkapan hati untuk menyentuh hati. Jika penulisnya bingung ingin menyampaikan apa, itu hanya akan terasa hambar.
Tapi aku tak pernah berani mempublikasikan tulisan ku. Tak berani mengikuti lomba lomba menulis. Sementara riwayat penulis yang kubaca seperti Asma Nadia, tere liye, dan sebagainya sudah mulai menulis sejak sd , smp, atau sma. Dan aku? Hanya mampu menuliskan dan menyimpannya. Aku hanya takut tertolak. :'
Aku bukan orang yang misterius, menjelaskan semua cerita hidupnya dengan diam. Aku terlalu periang, dan banyak bicara. Asal aku merasa nyaman dengan lingkungannya. Jika tidak ? Kau akan menemukanmu cemberut sepanjang jalan. Bahkan aku seakan tak memiliki privasi karena otak ku saja sudah transparan ._. Mudah terbaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beerkomentarlah dengan bijak