Rabu, 30 September 2015

Jika saja bukan

Kereta, 28 September 2015
07.02

Kau bukan laki laki terakhir di dunia
Jangan berlaku hanya kau yang tersisa
Jika ia sudah cinta, kau mau apa?
Bertingkah seperti hanya kau yang mampu membuat ia kembali berkali-kali.
Jika ia kembali, kau mau apa?
Apa kau akan memberikan sedikit perhatian, dan membuatnya kembali bertahan.

Lantas kau berkata ini salahnya, masih saja tak bisa mengikhlaskan segalanya.
Hei Tuan, jika cinta bisa memberinya sedikit kompromi.
Sudah sejak lama ia melepasmu pergi.
Bahkan jika kau bertanya soal hati, ia sudah amnesia karena bahagia.
Bahagia karena yang ia cinta bukan lagi kau, Tuan.

Endang Rachmawati

Minggu, 27 September 2015

Pesan Secangkir kopi dan pisang bakar

Jakarta, 27 September 2015
18.13

     Setiba aku ingin minum kopi. Ah seberti kebetulan sekali, kopi yang kuingin kunjungi tutup rupanya. Yasudah aku pergi ke Warkop dekat rumah. Takut menyesal, kalau asal berhenti. Setidaknya aku pernah kesini. 
     Kau tau, aku memesan makanan yang sama. Saat pertama aku ke tempat ini. Pisang bakar dan kopi. Makanan seperti nenek nenek, haha. Tapi memang aku menyukai kopi, kopi panas tentunya. Tapi rasanya berbeda, entah mengapa.. Tak seenak dulu, mungkin sekarang karena engga terlalu lapar. Atau mungkin karena saat itu aku tidak sendirian disini. 
     Aku hanya mencoba memberi waktu pada diri sendiri, seperti yang lalu. Seperti 9 bulan yang lalu. Tapi sekarang aku merasa aneh, memang benar kata orang "makanan enak hanya ada tiga alasan, memang makanannya enak, makan saat lapar, atau dengan siapa kamu makan." Mungkin alasan kedua dan ketiga bisa menjadi masuk akal kenapa makanannya engga enak sekarang. 
     Aku suka menulis, karena menulis adalah terapi hati. Setidaknya baca saja, tak perlu berkomentar atau merasa itu untuknya atau itu untukku. Jika ibu berkata tulis di diary apa yang aku rasakan, lalu jika aku merasanya sekarang apa harus aku ke rumah, mencari pena, dan menulis. Ah aku pernah mencoba dan mood menulisku hilang semua. Biarkan kau anggap aku tak ada rahasia, setidaknya yang kubahas adalah rutinitas dan kisah cinta. Bukan masalah keluarga atau curhatan sahabat atau masalah lebih kompleks tentunya. 
    Sudah dulu ya aku mau lanjut makan. Dan bergegas pulang. Aku pura pura lupa atas warning ibu untuk pulang sebelum Magrib haha. See ya.. 

Endang Rachmawati


Tak seharusnya

Kamar, 27 September 2015
06.51

Untuk beberapa waktu lalu, aku merasa resah sendirian..

Bagaimana tidak, salahku tlah kembali berulah. Tak seharusnya itu kamu, sayang. Tak seharusnya rinduku menuju kamu, berotasi di kamu, dan berputar di duniaku. 

Tak seharusnya itu kamu, Sayang. Tak sekali aku berjalan meninggalkanmu pergi. Tak pernah sekali, tapi berkali kali aku harus mencoba dari 'nol' kembali. Apa yang salah? Mungkin hari baik yang kau buat terlalu berbekas, hingga kau tak bisa pergi lekas. 

Tak seharusnya itu kamu,Sayang. Aku bukanlah wanita yang suka berkhayal, terlebih tentang waktu yang kusebut kenangan. Tapi denganmu, aku seperti wanita meminta perhatian. Aku tak pernah sendirian, apalagi kesepian. Tapi denganmu aku seperti tak pernah bisa berpergian. 

Sekali lagi tak seharusnya itu kamu, Sayang. Aku tak pernah baik untuk ke depan, jika seperti ini terus menerus. Aku tak akan menghakimi, memori yang tlah berlalu pergi. Aku siap melangkah, aku harus berpindah.

Endang Rachmawati 


Selasa, 22 September 2015

Program Kreativitas Mahasiswa

Jakarta, 21 September 2015
18.55

Seperti keberuntungan menjatuhi ku bertubi tubi. Hari ini, ketika saya dan kelompok kecil saya sudah pasrah untuk mengganti dosen pembimbing untuk mengikuti acara PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). Awal kami berencana akan memilih dosen pembimbing sebut saja Bu Ika. Tahun kemarin beliau mampu meloloskan mahasiswa hingga tingkat dikti(Direktorat ilmu komunikasi teknologi dan informasi), saya dan kelompok saya sangat berharap untuk bimbingan beliau dengan konsep kami yang matang mampu mengantarkan kami menuju tingkat nasional atau PIMNAS. Namun karena saat dihubungi beliau sedang sakit, jadi beliau tidak menyanggupi hal tersebut dan merekomendasikan dosen lain yaitu laki laki. Sebenarnya tak apa siapapun dosennya, tapi untuk saya dan tim kecil saya yang belum tau banyak hal tentang PKM ini, sangat membutuhkan bimbingan. Dan dosen yang direkomendasikan tersebut walaupun memiliki kemampuan yang bagus tapi beliau terkenal cuek. Tapi hari ini, Bu Ika memberi kabar kembali bahwa beliau bisa untuk membimbing kami. Alhamdulillah. Saya merasa bersemangat sekali untuk memulai project kami yang harus selesai kurang dari satu bulan.

Mungkin kamu penasaran sebenarnya apa yang sedang saya bicarakan. Baiklah akan saya jelaskan. PKM adala Pekan Kreativitas Mahasiswa, acara ini adalah acara bergengsi untuk mahasiswa dan universitas. Karena di PKM ini, mahasiswa diizinkan untuk mengeksplor apa yang ingin di lakukan dalam bentuk penyerahan proposal ke Dikti dan akan disaring, proposal yang lolos akan lanjut ke PIMNAS yaitu tingkat nasional. Saat penyeleksian di Dikti, proposal akan ditindaklanjuti apakah sesuai dengan yang tlah ditetapkan dan memiliki judul serta konsep menarik. Setelah lolos akan dibiayakan sekita 70% untuk pelaksanaannya. Kurang lebih RP2.500.000 - Rp12.500.000. Setelah terjun ke lapangan akan dilakukan evaluasi untuk penerapannya, hasil evaluasi tersebut akan menentukan apakah lolos ke tingkat nasional atau tidak. Jika lolos akan dilakukan presentasi mengenai project yang dilakukan. Nah PKM terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu penelitian, pengabdian masyarakat, karsa cipta, wirausaha, dan penulisan artikel. Saya dan kelompok saya yang terdiri dai dua angkatan yaitu Bianca(2014), Ka Annisa(2013), ka Astria(2013), dan Retno(2014) lebih memfokuskan pada Pengabdian Masyarakat. 

Pengabdian masyarakat yang akan kami lakukan adalah dengan pelatihan membuat media belajar untuk guru guru sd. Jadi saat mengajar guru tak perlu lagi terpaku pada buku atau media belajar dari orang lain. Guru guru mampu membuat media belajar berbasis IT agar guru guru tidak lagi gaptek dan akan membuat suasana belajar lebih menyenangkan. 

Saya dan tim kecil saya akan mengerjakan dengan semaksimal mungkin. Entah nanti lolos atau tidak, setidaknya kami pernah mencoba dan memiliki pengalaman yang berharga. ;) 

Wish me luck ^^ 

Endang Rachmawati

Sabtu, 19 September 2015

Jangan kau katakan berulang

Sabtu, 19 September 2015
21.02

Jangan pernah kau katakan akan menungguku.
Karena hal yang kan kau temukan adalah kesia-siaan.
Jangan pernah kau katakan kau menyukaiku. 
Karena ku bukanlah embun yang kau rindukan kehadirannya di setiap pagi harimu. 
Jangan pernah kau mengulang segala pernyataanmu itu. 
Bukankah sudah kukatakan sejak kau mulai mengatakan. 
Jangan lakukan hal percuma, menungguku dengan waktu yang lama.
Jangan lakukan hal yang kau tau akhirnya, hatimu akan patah. 
Karena keputusanku tetap ada, sejak awal kau mencoba.

::tetap tidak untuk kesekian kalinya

Endang Rachmawati 


Rabu, 09 September 2015

Dunia Commuterline


Selasa, 8 September 2015
18.26 

KEREEEN !!! 
     Hari ini keren banget. Menakjubkan.       
Pertama, pukul 12.00 aku, Nia, Amy, wita, rani, bianca, euis siap siap untuk pulang. Harusnya hari ini rapat BEMJ Departemen Kaderisasi, tapi beritanya simpang siur dan engga pasti. Rencana awal jam 14.30 dan berhubung sekarang masih jam 12.00 jadi aku memutuskan untuk pulang. Selama perjalanan diselingi obrolan dan tawa, tak kutemukan kakak kakak BEMJ. Niat sudah dikumpulkan untuk pulang, ah bahkan jiwaku tak lagi di sana. Kemudian sampai di stasiun sudirman, tak perlu lama menunggu kereta aku, Euis, Bianca, Rani segera naik kereta. 
      Di sinilah cerita dimulai. Handphone ku berdering lama, tanda ada telepon masuk. Tanpa melihat nomor aku angkat saja, ternyata itu telepon dari salah satu kakak Kaderisasi, dan dia menanyakan aku sedang dimana. Mungkin karena aku terlalu jujur atau bahkan polos, aku menjawab di manggarai. Dan kamu tau? Aku diminta untuk berbalik arah menuju kampus atau dia jemput di manggarai. OH NOO!! kau tau apa rasanya kan? Udah seneng seneng ingin pulang, sudah memikirkan mau beli pop ice, dan sebagainya, daann..... Aku disuruh ke kampus lagi atau aku turun manggarai nanti dijemput -_-. Miris banget. Dan aku menyanggupi untuk kembali lagi ke stasiun sudirman. Di sekitar stasiun aku dijemput sama salah satu seniorku. Berakhirlah aku dengan rapat kaderisasi di kampus. 
     Kedua, selesai rapat pukul 15.00 aku dan Anna sudah bergegas pulang, sebelum ditanya hal lainnya. Aku kembali bersemangat, tiba tiba keinginan untuk membeli jajanan gorengan yang baru buka. Setelah membeli, aku melanjutkan perjalanan menuju stasiun sudirman. Sesampai disana, aku bergegas menuju peron 2 dan kudapati kereta Feeder manggarai tlah menanti. Segera saja aku naik, berfikir nanti naik lagi kereta meuju bogor dari manggarai. Kereta sangat cepat, aku merasa tambah senang. Seperti keberuntungan memihak, tapi aku tak seberutung itu saat kereta terkena sinyal masuk manggarai. Memang sudah biasa, untuk kereta dari sudirman terkena sinyal masuk manggarai terlama selama 15 menit. Tapi tunggu.. 30 menit berlalu, masih tidak ada pergerakan. 45 menit berlalu, masih tetap diam. Puncaknya 90 menit, baru kuketahui adanya kerusakan pada kabel atas kereta. Mungkin sebentar lagi akan selesai, tapi ini tidak sebentar sudah hampir 120 menit aku duduk menunggu. Udh tidur, ngemil, membalas pesan, update path, baca buku, tidur lagi, kereta belum juga jalan. Dan ibu ibu di peron sebelah sudah mengeluh, jurus ampuh yang membuat pintu darurat dibuka.  Hahaha, setidaknya aku tidak mati bosan di dalam. Akhirnya seluruh penumpang yang sangat sedikit turun dari kereta. Pengalaman yang menarik adalah kami berjalan bersama menuju peron manggrai. Aku ku posting fotonya, agar kau tau seberapa jauh. 

Aku melangkah dengan pelan, memastikan tidak ada moment yang terlewatkan. Aku akan mengingat ini, mengingat Langkahku di rel kereta. Hal yang sudah kutinggal lama. Terakhir aku seperti ini saat aku balita, kisaran umur 3-4 tahun. Bahkan dulu aku tidak mau makan jika tidak berdiri disamping rel sambil melihat kereta. Dulu rumah nenek begitu dekat, keluar gang langsung bangunan yang menutupi rel kereta. Dulu tidak seperti ini, dulu bahkan tidak ada yang terfikirkan untuk mengabadikan moment di kamera handphone. Sekarang? Bahkan semua orang mengabadikan di kamera handphone, dan mengupdate di media sosial. Memberitau keseluruh dunia bahwa mereka ada di moment itu. Well aku pun mengabadikan, tapi hanya untuk keperluan dokumentasi blog. Oke next, aku melangkah ditengah rel. Dari barisan terdepan hingga aku adalah penumpang terakhir yang berjalan sampai kereta membunyikan klakson untuk aku menepi saat berjalan. Saat mendekati peron, kusempatkan untuk memuat badan, berbalik dan menatap lebih lama moment yang tlah ku lewatkan. Ada kereta yang tadi aku naiki, di depannya ada orang orang yang sedang membetulkan kerusakan. Aku baru tau mereka menggunakan tangga yang dibawahnya orang memegang untuk menjadi tumpuan, mengerikan sekali. 

Setelah sampai peron langsung datang kereta menuju bogor. Akhirnya tidak terlalu penuh, setidaknya aku bisa bernafaskan lega. Eh tunggu!! Keretanya tidak selenggang yang kurasakan, sesampainya di stasiun Tebet banyak ah tidak... Tapi sangat banyak. Sampai setasiun selanjutnya dan selanjutnya. Jujur, selama hidupku menaiki kereta baru kali ini aku benar benar remuk bukan lagi menjadi pepes. Sebenarnya penuhnya tidak seberapa, tapi mungkin karena aku naik di gerbong kereta khusus wanita. Jadinya kau taulah, bagaimana jika segerbong bersama ibu ibu yang repotnya minta ampun. Turun dari kereta, badanku langsung lemas dan lebam didorong dorong. Oh No. Mereka tak pernah bisa sabar. 

Tapi kau tau, seburuk dan menakutkan ya dunia kereta. Aku benar benar mencintai kereta. Aku mencintai stasiun dengan ke pengapan saat aku berangkat dan pulang kuliah. Aku mencintai pemandangan melihat orang orang berlalu lalang, melihat berbagai karakter manusia. Merasakan berdesakan desakan, bau khas kereta yang kusuka. 


Foto Langkahku dan penumpang lainnya menyusuri rel menuju peron kereta. 

Endang Rachmawati 


Minggu, 06 September 2015

Berjauhan

6 September 2015
00.04 

 Banyak hal yang ingin kutau darinya. Di malam ini, kuingin lebih banyak tau tentang ia. Kau tau, ia terlihat unik dengan kekhasan yang dia miliki. Yang kubayangkan, tak seribet yang ia fikirkan. Perbedaan yang membuat ia terlihat berbeda.

     Berbicara perbedaan, mungkin aku bisa menerima perbedaan yang ia miliki. Perbedaan keminatan dan pola fikir, yang membuat kita terus berdebat. Ia tak suka kopi, dan aku suka kopi. Ia menyukai pakaian yang ia sebut "gembel" aku suka pakaian rapih dengan warna serasi. Jika semakin lama kita didekatkan, mungkin akan semakin banyak perbedaan yang terkuak. Tapi aku tak pernah permasalahkan itu, sudah kubilang dari awal ia unik. Dan kutegaskan takkan ku permasalahkan. 

Kami dekat, ya bisa kukatakan seperti itu. Akupun bisa mengatakan ia seru, bisa membuatku terus menunggu balasannya. Entah apa yang ia bicarakan, meski ia moody an. Dalam sehari bisa berubah mood berkali kali, tingkah seperti anak kecil. Belum pernah kubertemu orang seperti itu. 

Perbedaan, sudah kujalankan jika ku mampu menerima perbedaan yang ia ciptakan. Entah apa tujuannya, aku harap kami akan memiliki kesamaan. Kami sama sama pecinta Sherlock Holmes dan makanan pedas.  Walaupun hanya itu kesamaan kami, tak apa setidaknya masih ada yang sama. Haha. Kembali lagi menuju perbedaan. Aku masih bisa menerima segala perbedaan yang ia ciptakan. Perbedaan itu indah. Iya indah jika yang kau temukan perbedaan hanya dari dirinya, dari pola fikirnya, dan bukan dari Agamanya. Aku menemukan perbedaan besar diantara kami. Mungkin jika tak karena perbedaan itu, aku bisa mengikuti langkah yang ia mau. Mungkin tidak berpisah seperti ini, kesalahpahaman yang membuat kami mulai berjauhan. Sungguh, tak dapat ku jelaskan alasan Agama. Agama adalah hal krusial yang tidak boleh dibahas di muka umum. 

Aku ingin bersamanya. Aku ingin membersamai ia sebagai seorang sahabat. 

Endang Rachmawati 

Rabu, 02 September 2015

Ekspedisi II

Jakarta, 1 September 2015
20.55

Hari ini ekspedisi memindahkan 2015 ke E telah berlangsung di hari kedua. Seperti biasa pembicaraan kami ringan saja, dan lebih memainkan alam bawah sadar mereka. Menjelaskan dan memaparkan fakta fakta dan kemungkinan lainnya

Menyedihkan sekali adik adik saya, terutama di kelas G. Mereka adalah satu satunya kelas yang terasing kan, berada di gedung fakultas ilmu pendidikan saat kelas lainnya menikmati ruangan baru di gedung baru UNJ bernama gedung kartini atau IDB. Naas bahkan untuk mahasiswa BARU, tak geratis pulalah mereka berkuliah. Tapi kelas mereka kekurangan bangku. Hampir setengah dari mereka duduk di lantai. Naas sekali, untuk perguruan tinggi negeri, di Jakarta, tak mereka terima geratis, tapi bangku saja tak mencukupi. Seharusnya jika tau seperti ini, tidak seharusnya birokrat membuka lebar dengan menyediakan 7 kelas kosong. Lihat sekarang? Seakan semua dipaksa dengan sekelas ada yang hampir 45 orang. Tidak masuk akal untuk seorang mahasiswa dengan teman teman sebanyak itu di kelas. Ini bahkan bukan sekolah, yang harus diikuti segala macam peraturannya. Ini adalah universitas, dunia kampus. Membodohi manusia yang pergerakannya ditakuti, tapi dibiarkan memahami dengan mengatakan sedang dalam perubahan lebih baik. 

Saya tak mengerti, mengapa kampus saya bisa membuat saya merasa malu untuk mengakuinya. Merasa malu untuk mendeklarasikan dengan bangga. 

Lebih baik terpisah, daripada dipaksakan untuk lebih banyak sabar karena aturan dan perilaku yang bahkan tanpa disadari hanya merusak budaya pgsd kami. 

Endang Rachmawati 

Selasa, 01 September 2015

Hingga kelak

     Saat itu aku telah berjanji padamu untuk menuliskan sesuatu. Menuliskan tentang rasa yang kau mau tau. Kali ini tidak akan kugoreskan kata penuh luka, yang ku lupa bahwa kau ada. Kali ini akan kuucap bahagia untuk sebuah kehadiranmu yang nyata.
       Katamu aku dapat membuatmu bahagia, kesederhanaan perasaan yang ada. Dan atas semua cinta yang kau punya, aku merasa istimewa. Tetaplah ada dan jangan berdiri di tempat yang tidak dapat kujamah. Aku tidak tau, apa yang Tuhan mau dengan menghadirkanmu. Entah untuk selamanya atau persinggahan, tapi tetaplah ada. Hingga kelak dan semoga aku juga bisa merasa bahagia seperti yang kau rasa. 
       
"Doa yang terbaik untuk kita" 

Endang Rachmawati 

Ekspedisi

Kereta, 31 Agustus 2015
18.00

Hari pertama..

Senin, 31 Agustus 2015 adalah hari pertama aku menemui mereka. Tidak dalam balutan almamater dan berkalungkan kartu tanda kepanitiaan Masa Pengenalan Akademi UNJ 2015. Senang rasanya mengunjungi mereka kembali tapi dengan hal baru, yaitu sebagai kakak. 320, jumlah yang tak sebanding dengan kepanitiaan kecil yang kami bentuk. Ah semoga aku ingat untuk berfoto dengan mereka, agar kau dapat mengetahui siapa saja yang bersamaku dalam satu misi, mengembalikan teman teman 2015 ke Kampus E. 

You know, ini seperti melakukan pergerakan action di novel yang suka kubaca. Kau memerlukan stok keberanian yang besar, Ketahanan mental, dan ketepatan dalam strategi. Hal pertama yang kami lakukan adalah pencarian data. Disini aku yang bertugas mencari data terkait 2015, lebih tepatnya aku, Iqbal, Anna, Taufik yang turun langsung menghadap teman teman 2015. Ingin sekali ku menulis maba saja, tapi slalu diperingatkan sama ka Novan jika ada yang berkata maba. --" jadi bisa kita biasakan untuk menyebut teman teman 2015, karena jika aku menyebut maba aku disuruh membaca buku memanusiakan manusia -_- berat..

Di sana kami menyampaikan banyak hal terkait budaya pgsd NO KAOS NO JEANS NO SANDAL, terkait kenyamanan mereka di kampus A, pengisian krs dan permasalahannya, membicarakan dosen, dan lainnya. Mungkin awalnya kami hanya ikut ikutan, terlebih saya dan Anna adalah kaderisasi dan iqbal advokasi. Kami akan gagal jika 2015 tidak secepatnya kembali ke E. Karena tugas kami sebagai eksekutive adalah melayani mahasiswa baru. Jika bahkan kami gagal untuk mengembalikan mereka ke tempat semestinya, silahkan lupakan segala proker dan rangkaian kegiatan yang telah berteriak ingin diperhatikan, kami gagal. Kami telah gagal menjadi kaderisasi dan kami telah gagal menjadi Bem. Oh ya advokasi itu bagian kemahasiswaan, mereka sangat diperlukan dalam ekspedisi pengembalian 2015 ke kampus E.

Oh ya team kedua itu bagian yang berbicara ke birokrat. Itu sudah bukan tugas saya lagi, itu adalah tugas ka novan, ka Latief, Iqbal, ka setyo, ka Imam. Sebenarnya semua dosen sudah setuju dengan rencana kami memindahkan mereka ke kampus E. Tapi kau tau? Ada satu dosen ia adalah pembantu rektor yang kuasanya lebih besar dari jumlah dosen yang ada. Sebut aja bu Iva. Ah bahkan kukesal sekali, sepertinya sudah lama ia mengajar di pgsd tapi baru tau kalau pgsd memiliki budaya pakaiannya sendiri. Ia bahkan ingin merombak dan membebaskan pakaian di pgsd. Dia tak tau? Susah payah kami menerapkan budaya itu, bahkan ketua jurusan kami tak berkutit di depannya. Tapi ada satu kelemahan dia, dia luluh sama cowo ganteng. Hahahaha, semoga saja sebagian stok cowo ganteng di BEMJ yang diserahkan untuk membujuk ia agar mensetujui rencana kami. Ia akan lemah dengan cowo ganteng tapi ia akan galak dengan cewe cantik. Jadi aku tau diri untuk tidak mencoba berbicara padanya. Hahaha oke next.

Dari pembagian team tersebut, berharap saja kau dapat membaca tulisan keberhasilan ku memindahkan mereka ke kampus asalnya. Jika kau tau, betapa bobroknya sistem akademis dan pelayanan kampus UNJ -_- 
Bisa kau bayangkan? Pgsd adalah penyumbang terbanyak mahasiswa di fakultas, bahkan universitas. Berbicara mahasiswa, mereka adalah penyumbang terbesar untuk kampus. Tapi lihat? Mereka diperlakukan tidak sangat baik. Kembalikan saja pada kami, setidaknya kami akan menjaga adik adik kami dengan baik. 

Endang. Rachmawati 




Hidup di Jakarta Akhir akhir ini

Jakarta, 10 Juli 2025 17.22 Hidup di Jakarta akhir-akhir ini kenapa menjadi seperti ini. Udara yang semakin memburuk membuat saya malah terk...